Insiden tersebut terjadi setelah sebuah pembaruan software di komputer super milik Universitas tersebut bermasalah titik pembaruan software backup tersebut secara tak sengaja menghapus 34jt file penting selama 2 hari.
Penyebabnya yaitu skrip yang salah, yang tujuannya aslinya adalah menghapus data lama, termasuk file log tak penting di komputer super Cray/HPE,Yang merupakan bagian dari pembaruan software. Alih-alih menghapus file lama yang tak terpakai lagi, pembaruan itu malah hapus penelitian penting berukuran 77TB dari backup disc/LARGEO.
Tapi jumlah ini lebih kecil dari perkiraan awal yang awalnya diperkirakan mencapai 100TB. Pasalnya pembaruan software yang bermasalah itu hapus hampir semua file yang umurnya lebih dari 10 hari .Tapi tetap saja kehilangan data penelitian 77TB itu dampaknya sangat besar karena 37jt file yang terhapus itu berdampak pada 14 kelompok peneliti.
Meski Universitas Kyoto tidak mengungkapkan data-data apa saja yang dihapus, namun mereka memastikan kalau ada 4 kelompok peneliti yang data penelitiannya sama sekali tidak bisa dikembalikan.
Masuk komputer super yang dipakai oleh Universitas tersebut adalah Hewlett Packard (HPE) Japan, yang sudah mengaku bertanggung jawab 100% terhadap insiden tersebut yang kemudian mengirimkan surat permintaan maaf ke pihak universitas.
Menurut HPE pembaruan software itu berisi skrip yang sudah dimodifikasi untuk meningkatkan visibilitas dan keterbacaan. Namun HPE tidak menyadari efek samping dari krim modifikasi tersebut, yang berujung pada dihapusnya jutaan file dari penyimpanan backup komputer super tersebut.
Setelah kejadian itu, Universitas Kyoto menyetop sementara proses backup di komputer super mereka. Tujuannya adalah untuk melakukan peningkatan dan mencegah terjadinya hal sejenis di masa depan. Salah satu caranya adalah dengan menambah mirror backup, dan juga melakukan backup kecil secara berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar