Pada 7 April 1945, sebuah ledakan besar terjadi dan awan jamur membumbung tinggi di lautan. Yamato, kapal tempur kebanggaan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang telah berhasil dikalahkan oleh Sekutu. Yamato yang keberadaannya telah lama menjadi rumor yang ditakuti oleh angkatan laut negara Sekutu, terutama Amerika Serikat berhasil ditenggelamkan dalam sebuah pertempuran di Teater Pasifik Perang Dunia II.
Tenggelamnya Yamato menjadi tanda semakin redupnya cahaya Kekaisaran Jepang dalam pentas Perang Dunia II, serta memengaruhi doktrin angkatan laut di era modern. Tapi tahukah kalian dengan sejarah kapal perang terbesar Yamato ini? Berikut ringkasan sejarahnya.
Pada tahun 1940, Jepang membangun tiga kapal perang besar yakni Yamato, Mushahi, dan Shinano. Shinano sendiri kemudian dibangun ulang menjadi kapal induk.
Yamato menjadi harapan terakhir Jepang pada tahun 1945, setelah Musashi dan Shinano ditenggelamkan kapal laut Amerika dalam pertempuran laut.
Musashi tenggelam pada tanggal 24 Oktober selama Pertempuran Laut Sibuyan. Kemudian pada November 1994, giliran Shinano dihajar terpedo kapal selam Amerika.
Berbobot 72.000 ton, menjadikan kapal Yamato sebagai kapal terberat yang pernah dibangun. Dengan diperkuat artiteri angkatan laut terbesar yang pernah ada. Diperkuat 9 meriam 18,1 inchi yang masing-masing mampu menembakan 1.460 kg peluru sejauh 42 km. Menjadikannya bagaikan monster laut bagi angkatan laut Amerika.
Ketika pasukan Amerika merebut Iwo Jima, kemudian meneruskan target merebut Okinawa sebelum menyerang daratan utama Jepang, semua kekuatan kapal perang Jepang dikerahkan.
Yamato bersama delapan kapal perusak, secara diam-diam ditugaskan untuk melakukan serangan mendadak ke barisan kapal laut Amerika yang tengah menggempur Okinawa. Serangan akan dilakukan bersamaan dengan dimulainya serangan pesawat Kamikaze (bunuh diri) yang melibatkan sekitar 1.500 pesawat terbang
Meskipun dalam menjalankan operasi tersebut, Yamato kekurangan suplay amunisi untuk meriam anti serangan udara dan bahan bakar. Yamato hanya dibekali bahan bakar untuk sekali pergi dan tidak cukup untuk kembali ke pangkalan. Itu artinya misi Yamato adalah misi bunuh diri seperti yang dilakukan pesawat terbang Kamikaze.
Tanggal 6 April 1945 pukul 20.00, kapal-kapal Jepang berangkat dan tanggal 7 April 1945 dinihari pada pukul 04.00, mereka mengitari ujung Kyushu dan membuat tikungan lebar ke arah barat untuk melakukan serangan dadakan.
Namun, rombongan kapal ini kepergok kapal selam USS Hackleback dan Threadfin pada pukul 06.00. Kemudian juga kepergok pesawat pengintai yang diterbangkan dari kapal induk amerika.
Laksamana Mitscher memerintahkan Laksamana Deyo dengan kekuatan 6 kapal tempur, 7 kapal penjelajah, dan 21 kapal perusak diperintahkan untuk menghadangnya.
Belum lagi ratusan pesawat terbang dikerahkan untuk menyerang rombongan kapal Yamato.
Setelah menerima serangan 7 bom dan diserang 19 torpedo, kapal Yamato bak tertatih-tatih tetap bertempur yang membuat kecepatannya menurun drastis sebelum akhir miring dan tenggelam akibat kerusakan parah.
Sebelum tenggelam, Laksamana Ito mengucapkan perpisahan kepada para awaknya yang kemudian mengunci diri di dalam kabinnya. Dari 2.767 awaknya, 23 perwira dan 246 anak buahnya dapat diselamatkan, sisanya tenggelam bersama Yamato.
Tenggelamnya Yamato disambut suka cita oleh tentara Amerika, bahkan media massa di Amerika menyebut tenggelamnya Yamato sebagai kunci kemenangan pasukan Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar